Rabu, 02 Juni 2010

Pengertian gangguan komunikasi

Gangguan Komunikasi
Pengertiannya

Menurut Van Riper: Gangguan berbicara dapat disimpulkan sebagai berikut: berbicara dikatakan terganggu bila berbicara itu sendiri membawa perhatian yang tidak menyenangkan pada si pembicara, komunikasi itu sendiri terganggu, atau menyebabkan si pembicara menjadi kesulitan untuk menempatkan diri (terlihat aneh, tidak terdengar jelas, dan tidak menyenangkan).

Menurut Berry and Eisenson, gangguan pada berbicara:

(1) Tidak mudah didengar,

(2) Tidak langsung terdengar dengan jelas,

(3) Secara vocal terdengar tidak enak,

(4) Terdapat kesalahan pada bunyi-bunyi tertentu,

(5) Bicara itu sendiri sulit diucapkannya, kekurangan nada dan ritme yang normal,

(6) Terdapat kekurangan dari sisi linguistik,

(7) Tidak sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan perkembangan fisik pembicara, dan

(8) Terlihat tidak menyenangkan bila ia berbicara.


Gangguan komunikasi meliputi gangguan bicara, bahasa, dan mendengar. Gangguan bahasa dan bicara melingkupi gangguan artikulasi, mengeluarkan suara, afasia (kesulitan menggunakan kata-kata, biasanya karena memar atau luka pada otak), dan keterlambatan di dalam berbicara atau berbahasa. Anak dengan keterlambatan bicara dan bahasa memiliki berbagai karakteristik termasuk ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk, lambat dalam berbicara, kesulitan artikulasi, dan kesulitan dalam membuat kalimat.

Kategori dalam gangguan komunikasi

1. Gangguan bahasa ekspresif

2. Gangguan bahasa ekspresif campuran

3. Gangguan bahasa reseptif

4. Gangguan fonologis

5. Gagap dan gangguan komunikasi yang tidak ditentukan

Anak akan melakukan pengulangan bunyi, perpanjangan, penyiapan, berhenti dalam berkata dan mengucapkan kalimat, substitusi kata untuk menghindari hambatan dalam berbicara.

Gangguan bicara pada anak adalah salah satu kelainan yang sering dialami oleh anak-anak dan terjadi pada 1 dari 12 anak atau 5 – 8 % dari anak-anak presekolah. Hal ini mencakup gangguan berbicara (3%) dan gagap (1%). Konsekuensi yang diambil pada gangguan wicara yang terlambat ditangani adalah perubahan yang signifikan dalam hal tingkah laku, gangguan kejiwaan, kesulitan membaca, dan gangguan prestasi akademik termasuk penurunan prestasi di sekolah sampai drop-out. Sampai saat ini, gangguan bicara pada anak merupakan masalah yang sulit terdeteksi pada pusat pelayanan primer.

Gangguan pendengaran bervariasi sekitar 5% dari anak usia sekolah dengan level pendengaran di bawah normal. Dari jumlah ini, 10-20% memerlukan pendidikan khusus. Sekitar 1/3 dari anak yang memiliki gangguan pendengaran, bersekolah di sekolah biasa, 2/3 dari mereka memasuki pendidikan khusus atau sekolah luar biasa untuk tuna rungu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar