Senin, 25 April 2011

Keterkaitan Privasi, Ruang personal dan Teritorialitas dengan Lingkungan

Hubungan Privasi, Ruang personal, dan Teritorial dengan Lingkungan

PRIVASI

Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkatan privasi yang diinginkan itu menyangkut keterbukaan atau ketertutupan yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain, atau justru ingin menghindar atau berusaha supaya sukar dicapai orang lain (Dibyo Hartono, 1986).


Beberapa definisi tentang privasi:
  1. Rapoport (dalam Soesilo, 1988) mendefinisikan privasi sebagai suatu kemampuan untuk mengontorl interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan-pilihan dan kemampuan untuk mencapai interaksi seperti yang diinginkan.
  2. Marshall (dalam Wrightman & Deaux,1981. dkk) mengatakan bahwa privasi menunjukan adanya pilihan untuk menghindari diri dari kerlibatan dengan orang lain dan lingkungan sosialnya.
  3. Altman (1975), privasi adalah proses pengontrolan yang selektif terhadap akses kepada diri sendiri dan akses kepada orang lain. Privasi juga memiliki beberapa fungsi yaitu, pengaruh dan pengontrol interaksi interpersonal, merencanakan dan membuat strategi untuk berhubungan dengan orang lain, serta memperjelas kansep diri dan identitas diri.
  4. Sarwono (1992), privasi adalah keinginan atau kecenderungan pada diri seseorang untuk tidak diganggu kesendirianya.
Privasi memiliki 2 jenis penggolongan
1. Golongan yang berkeinginan untuk tidak diganggu secara fisik.
  • Keinginan untuk menyendiri (solitude). Misalnya ketika seseorang sedang dalam keadaan sedih dia tidak ingin diganggu oleh siapapun.
  • Keinginan untuk menjauhkan dari pandangan atau gangguan suara tetangga/lalu lintas (seclusion). Misalnya saat seseorang ingin menenangkan pikirannya, ia pergi ke daerah pegunungan untuk menjauhkan diri dari keramaian kota.
  • Keinginan untuk intim dengan orang-orang tertentu saja, tetapi jauh dari semua orang (intimacy). Misalnya orang yang pergi ke daerah puncak bersama orang-orang terdekat seperti keluarga.
2. Golongan yang berkeinginan untuk menjaga kerahasiaan diri sendiri yang berwujud dalam tingkah laku hanya memberi informasi yang dianggap perlu.
  • Keinginan untuk merahasiakan jati diri (anaonimity)
  • Keinginan untuk tidak mengungkapkn diri terlalu banyak kepada orang lain (reserve)
  • Keinginan untuk tidak terlibat dengan tetangga (not neighboring)

Ada 2 jenis orientasi mengenai privasi :
1. Tingkah laku menarik diri
  • Solitude adalah keinginan untuk menyendiri
  • Seclusion adalah keinginan untuk menjauh dari pandangan dan gangguan suara tetangga serta kebisingan lalu lintas
  • Intimacy adalah keinginan untuk dekat dengan keluarga dan orang-orang tertentu , tetapi jauh dari semua orang.
2. Mengontrol informasi
  • Anonmity adalah keinginan untuk merahasiakan jati diri
  • Reserve adalah keinginan untuk mengungkapkan diri terlalu banyak kepada orang lain
  • NotNeighboring adalah keinginan untuk tidak terlibat dengan tetangga

Ruang Personal

Ruang personal adalah salah satu mekanisme perilaku untuk mencapai tingkat privasi tertentu. Beberapa karakterisitik ruang personal menurut Sommer (dalam altman,1975), pertama, batas diri yang tidak boleh dimasuki oleh orang lain. Kedua, ruang personal itu tidak berupa pagar yang tampak mengelilingi seseorang dan terlerak di suatu tempat tetapi batas itu melekat pada diri dan dibawa kemana-mana. Ketiga, ruang personal adalah batas kawasan yang dinamis, yang berubah-ubah besarnya sesuai dengan waktu dan situasi. Keempat, pelanggaran ruang personal ini akan dirasakan sebagai ancaman sehingga daerah ini dikontrol dengan kuat.

Menurut Sommer (dalam Altman, 1975) ruang personal adalah daerah di sekeliling seseorang dengan batas-batas yang tidak jelas dimana seseorang tidak boleh memasukinya. Goffman (dalam Altman, 1975) menggambarkan ruang personal sebagai jarak/daerah di sekitar individu dimana dengan memasuki daerah orang lain, menyebabkan orang lain tersebut merasa batasnya dilanggar, merasa tidak senang, dan kadang-kadang menarik diri.
Beberapa definisi ruang personal secara implisit berdasarkan hasil-hasil penelitian, antara lain :
  1. Ruang personal adalah bartas-batas yang tidak jelas antara seseoran dengan orang lain.
  2. Ruang personal sesungguhnya berdekatan dengan diri sendiri.
  3. Pengaturan ruang personal merupakan proses dinamis yang memungkinkan diri kita keluar darinya sebagai suatu perubahan situasi.
  4. Ketika seseorang melanggar ruang personal orang lain, maka dapat berakibat kecemasan, stres, dan bahkan perkelahian.
  5. Ruang personal berhubungan secara langsung dengan jarak-jarak antar manusia, walaupun ada tiga orientasi dari orang lain : berhadapan, saling membelakangi, dan searah.
Personal space/ruang pribadi adalah kawasan sekitarnya seseorang yang mereka anggap sebagai psikologis mereka. Invasi ruang pribadi sering menyebabkan ketidak nyamanan, kemarahan, atau kecemasan pada pihak korban. (Edward T. Hall , yang gagasannya dipengaruhi oleh Heini Hediger)

Ruang pribadi adalah sangat bervariasi. Mereka tinggal di sebuah tempat yang berpenduduk padat cenderung memiliki ruang pribadi yang lebih kecil. Ruang pribadi juga dipengaruhi oleh posisi seseorang dalam masyarakat dengan individu-individu lebih makmur menuntut ruang pribadi yang lebih besar. Orang membuat pengecualian terhadap, dan memodifikasi persyaratan ruang mereka. Misalnya dalam pertemuan romantis tegangan dari jarak dekat yang memungkinkan ruang pribadi dapat ditafsirkan kembali ke semangat emosional. Selain itu, sejumlah hubungan memungkinkan untuk ruang pribadi untuk dimodifikasi dan ini termasuk hubungan keluarga, mitra romantis, persahabatan dan kenalan dekat di mana tingkat yang lebih besar dari kepercayaan dan pengetahuan seseorang memungkinkan ruang pribadi harus dimodifikasi.


Teritorialitas

Holahan (dalam Iskandar, 1990), mengungkapkan bahwa teritorialitas adalah suatu tingkah laku yang diasosiasikan pemilikan atau tempat yang ditempatinya atau area yang sering melibatkan ciri pemiliknya dan pertahanan dari serangan orang lain. Dengan demikian menurut Altman (1975) penghuni tempat tersebut dapat mengontrol daerahnya atau unitnya dengan benar, atau merupakan suatu teritorial primer.

Menurut Lang (1987), terdapat empat karakter dari teritorialitas, yaitu :

  1. Kepemilikan atau hak dari suatu tempat
  2. Personalisasi atau penandaan dari suatu area tertentu
  3. Hak untuk mempertahankan diri dari gangguan luar
  4. Pengatur dari beberapa fungsi, mulai dari bertemunya kebutuhan dasra psikologis sampai kepada kepuasan kognitif dan kebutuhan-kebutuhan estetika

Menurut Altman (1975), territorial bukan hanya alat untuk menciptakan privasi saja, melainkan berfungsi pula sebagai alat untuk menjaga keseimbangan hubungan sosial. Altman juga membagi teritorialitas menjadi tiga, yaitu :

1. Teritorial Primer
Jenis tritori ini dimiliki serta dipergunakan secara khusus bagi pemiliknya. Pelanggaran terhadap teritori utama ini akan mengakibatkan timbulnya perlawanan dari pemiliknya karena menyangkut masalah serius terhadap aspek psikologis pemiliknya, yaitu dalam hal harga diri dan identitasnya.
2. Teritorial Sekunder
Jenis teritori ini lebih longgar pemakaiannya dan pengontrolan oleh perorangan. Teritorial ini juga dapat digunakan oleh orang lain yang masih di dalam kelompok ataupun orang yang mempunyai kepentingan kepada kelompok itu. Sifat teritori sekunder adalah semi-publik.
3. Teritorial Umum
Teritoral umum dapat digunakan oleh setiap orang dengan mengikuti aturan-aturan yang lazim di dalam masyarakat dimana teritorial umum itu berada. Teritorial umum dapat dipergunakan secara sementara dalam jangka waktu lama maupun singkat.

Apa perbedaan ruang personal dengan teritorialitas? Seperti pendapat Sommer dan de War (1963), bahwa ruang personal dibawa kemanapun seseorang pergi, sedangkan teritori memiliki implikasi tertentu yang secara geografis merupakan daerah yang tidak berubah-ubah.



Hubungan antara Privasi, Teritorialitas, dan Ruang Personal dengan Lingkungan

Ketika seseorang dihadapkan pada suatu lingkungan tempat tinggal maka mereka berhak menentukan privasi dalam berinteraksi dengan seseorang atau kelompok yang berada dilingkungan sosialnya, ada saat-saat dimana seseorang ingin berinteraksi dengan orang lain (privasi rendah) dan ada saat-saat dimana ia ingin menyendiri dan terpisah dari orang lain (privasi tinggi). Dalam menggambarkan privasi maka seseorang akan mengontorol dan mengatur suatu perilakunya misalnya saja ia akan membatasi diri dengan orang lain sejauh mana mereka boleh berhubungan dengannya, dan menunjukkan suatu ekspresi wajah atau gerakan tubuh sebagai tanda senang atau tidak senang sikap tersebut akan menyinggung dan membuat jarak bahwa tidak akan terjadi interaksi dengan dirinya.

Untuk mencapai tingkat privasi tersebut mereka menciptakan suatu mekanisme perilaku yang disebut ruang personal. Individu yang mempunyai sifat ekstrovert atau mempunyai sifat hangat dalam berhubungan interpersonal mempunyai ruang personal yang lebih kecil dibandingkan dengan individu yang introvert. Dalam ruang personal juga menentukan suatu batas kedekatan atau cara seseorang dalam menggunakan ruang dalam berkomunikasi.
Mereka juga menentukan batas untuk membentuk suatu kawasan teritorialitas yang digunakan sebagai alat untuk menjaga keseimbangan dengan hubungan sosial.

Maka ketiganya memiliki hubungan yang sangat berkaitan dengan lingkungan karena suatu lingkungan mengharuskan seseorang menciptakan suatu interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena itu tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial juga merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial, sedangkan syarat-syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan komunikasi.



Contoh Kasus

Saat seseorang harus dihadapkan dengan situasi yang tidak menyenangkan misalnya saja kondisi mood yang tidak baik, maka tingkat privasi yang dimilikinya sangat tinggi dan ia akan menjaga jarak dengan lingkungannya, menutup diri karena tidak ingin diganggu. Perubahan mood yang ia miliki juga akan berdampak dengan orang lain, sikap yang ditunjukkan tidak peduli dengan orang lain. Tingginya tingkat privasi yang dimilikinya membuat ia terkesan menutup diri dengan menciptakan ruang personal yang hanya khusus untuk dirinya dan masalahnya membuat batas teritorialitas dengan mengurung diri di dalam kamar.

Terkadang seseorang pun butuh sesuatu yang dinamakan privasi misalnya saja artis-artis yang memiliki masalah atau gossip hangat maka seharusnya untuk para pencari berita tidak terlalu menggembor-gemborkan atau mencari-cari tau masalah yang dimilikinya. Hal tersebut akan melewati batas ambang privasi yang seharusnya tak diketahui oleh public atau masyarakat luas. Maka ia akan lebih protek terhadap masalah-masalah yang seharusnya tak diketahui oleh banyak orang dengan menciptakan ruang personal yang over. Dan memberikan batas territorial yang tegas dengan para pencari berita.



sumber :
Prabowo, Hendro. 1998. Arsitektur, Psikologi dan Masyarakat. Depok : Universitas Gunadarma.

Elearning.gunadarma.ac.id/...psikologi_lingkungan/bab5ruang_personal_dan_teritorialias.pdf.elearning. gunadarma. ac.id /docmodul/...lingkungan/bab6-privasi.pdf