Kamis, 06 Mei 2010

Peran orang tua membantu anak yang mengalami gangguan belajar

Cara Membantu Anak Mengatasi Gangguan Belajar, Tips Bagi Orang Tua

Orang tua merupakan guru yang pertama dan terdekat dengan anak. Dengan demikian, peran orang tua sangat penting untuk mengenali permasalahan apa yang dialami anak. Selain itu, penting juga untuk menemukan kekuatan atau kemampuan yang dimiliki anak. Hal ini akan membantu orang tua mendukung anak mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri anak.

Tugas anak adalah bermain, maka proses belajar pun sebaiknya menjadi proses yang menyenangkan untuk anak. Apalagi pada anak dengan gangguan belajar, penting untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak membebani anak. Kenali hal apa yang membuat anak merasa senang.

Anak dengan gangguan belajar juga bisa mengalami perasaan rendah diri karena ketidakmampuannya atau karena sering diejek oleh teman-temannya. Untuk itu, penting bagi orang tua memberikan pujian jika ia berhasil melakukan suatu pencapaian. Misalnya, bila suatu kali anak berhasil mendapat nilai yang cukup baik atau mengerjakan tugas dengan benar, maka orang tua hendaknya memberi pujian pada anak. Hal ini akan memotivasi anak untuk berbuat lebih baik, meningkatkan rasa percaya diri dan membantu anak merasa nyaman dengan dirinya.

Deteksi dan konsultasi dini pada anak yang diduga mengalami gangguan belajar menjadi faktor penting sehingga anak dapat segera ditangani dengan tepat. Kerja sama antara orang tua, guru dan profesional kesehatan jiwa (psikiater dan psikolog) diperlukan untuk membantu anak menghadapi permasalahan gangguan belajar tersebut.

Penangan pada gangguan belajar

Pengobatan yang paling berguna untuk gangguan belajar adalah:
1. Pendidikan yang secara hati-hati disesuaikan dengan individu anak
2. Membatasi makanan adiktif
3. Menggunakan vitamin dalam jumlah besar
4. Menganalisa sistem anak untuk trace mineral

Sebenarnya tidak ada obat-obatan yang cukup efektif pada pencapaian akademis, intelegensi, dan kemampuan pembelajaran umum. Karena beberapa anak dengan gangguan belajar juga mengalami ADHD, obat-obatan tertentu, seperti methylphenidate, bisa meningkatkan perhatian dan konsentrasi, meningkatkan kemampuan anak untuk belajar.

Gejala-gejala gangguan belajar

Gangguan pada belajar memiliki gejala-gejala sebagai berikut :

- kelambatan untuk mempelajari nama-nama warna atau huruf.
- membaca dan menulis tertunda
- perhatian dalam jangka waktu yang pendek
- kemampuan yang kacau
- berhenti bicara
- ingatan dengan jangka waktu yang pendek
- anak mengalami kesulitan dengan aktifitas yang membutuhkan koordinasi motor yang baik.
- mengalami kesulita komunikasi
- frustasi dan mengalami masalah tingkah laku, seperti menjadi mudah kacau, hiperaktif, menarik diri, malu atau agresif

Gangguan disgrafia

Gangguan disgrafia

Anak dengan gangguan disgrafia sebetulnya mengalami kesulitan dalam mengharmonisasikan ingatan dengan penguasaan gerak ototnya secara otomatis saat menulis huruf dan angka. Gangguan ini tidak sesuai dengan tingkat kecerdasan dan pendidikan yang telah dijalaninya. Hal tersebut menimbulkan masalah pada akademik anak dan berbagai area kehidupan anak. Menulis merupakan proses penyelesaian masalah (problem solving); yang melibatkan kemampuan penulis dalam menghasilkan bahasa yang dapat dimengerti serta merefleksikan kemampuan dan opini penulis tentang suatu topik.

Ciri khusus anak dengan gangguan disgrafia, Di antaranya adalah:
- Terdapat ketidakkonsistenan bentuk huruf dalam tulisannya.
- Saat menulis, penggunaan huruf besar dan huruf kecil masih tercampur.
- Ukuran dan bentuk huruf dalam tulisannya tidak proporsional.
- Anak tampak harus berusaha keras saat mengkomunikasikan suatu ide, pengetahuan, atau pemahamannya lewat tulisan.
- Sulit memegang bolpoin maupun pensil dengan mantap. Caranya memegang alat tulis seringkali terlalu dekat bahkan hampir menempel dengan kertas.
- Berbicara pada diri sendiri ketika sedang menulis, atau malah terlalu memperhatikan tangan yang dipakai untuk menulis.
- Cara menulis tidak konsisten, tidak mengikuti alur garis yang tepat dan proporsional.
- Tetap mengalami kesulitan meskipun hanya diminta menyalin contoh tulisan yang sudah ada.

Gangguan Asperger



Sindrom Asperger pertama sekali diperkenalkan oleh Hans Asperger, seorang dokter spesialis anak asal kota Wina, Austria. Pada tahun 1940, Asperger ialah orang pertama yang menggambarkan pola perilaku khusus pada pasien-pasiennya, terutama pasien laki-laki.

Sindrom Asperger atau Gangguan Asperger (SA) merupakan salah satu satu jenis gangguan dari kelompok gangguan perkembangan pervasif (pervasive development disorders; PDD). Gangguan Asperger adalah gangguan pada fase perkembangan terutama pada interaksi sosial dan perilaku yang terbatas dan tidak adanya keingintahuan terhadap lingkungan sekitarnya. Ciri yang hampir mirip dengan gejala-gejala autisme, sehingga gangguan Asperger seringkali disebut sebagai spektrum gangguan autis (autism spectrum disorders; ASDs).
gangguan Asperger :
- Kurang empati
- Naif, interaksi satu arah, sedikit kemampuan untuk berteman dan dijauhi oleh orang lain
- Berbicara kekanakan dan mononton
- Miskin komunikasi nonverbal
- Keterbatasan dalam memahami topik seperti cuaca, peta, berita
- Inkoordinasi dalam bergerak, janggal, dan memiliki postur tubuh tidak lazim

Treatment sindrom asperger
1. Ketrampilan sosial
Ketrampilan sosial (social skills training) bertujuan untuk mengajarkan anak dengan ketrampilan dalam berinteraksi dengan anak-anak sebayanya.
2. Ketrampilan berkomunikasi
Anak diberikan cognitive behavioral therapy (CBT) yang bertujuan untuk membantu anak dalam memanage emosinya secara lebih baik sehingga anak dapat diterima oleh lingkungan sekitarnya, terapi ini juga berguna untuk mengendalikan perilaku mengulang dan rutinitas. Terapi ini dapat dilakukan secara individual ataupun dengan kelompok.
3. Pelatihan pada orangtua
Pelatihan pada orangtua bagaiman menghadapi simtom dan memberi dukungan kepada anak dengan gangguan AS.

pengertian gangguan belajar

Kesulitan atau Gangguan belajar ( Learning Disorders ) merupakan suatu kesulitan atau gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelengensi seorang anak dengan kemampuan akademik yang seharusnya sudah dapat dicapai oleh anak seusianya.

Gangguan belajar meliputi kemampuan untuk memperoleh, menyimpan, atau menggunakan keahlian khusus atau informasi secara luas, dihasilkan dari kekurangan perhatian, ingatan, atau pertimbangan dan mempengaruhi performa akademi.

kepekaan orang tua dan guru kelas sangatlah membantu dalam deteksi dini kesulitan belajar, sehingga anak dapat memperoleh penanganan sedini dan seoptimal mungkin dari tenaga professional sebelum semuanya menjadi terlambat.