Minggu, 20 Desember 2009

bohong

BOHONG

Bohong adalah pernyataan yang salah dibuat oleh seseorang dengan tujuan pendengar percaya. Fiksi meskipun salah, tetapi bukan bohong. Orang yang berbicara bohong dan terutama orang yang mempunyai kebiasaan berbohong disebut pembohong.

Garis antara kebohongan dan kebenaran sangatlah tipis. Sebuah contoh: jika seorang tetangga saya menyatakan bahwa ia merupakan keturunan Tsar Rusia; Nikolai II, maka bisa dikatakan ia berbohong. Kebohongannya bisa dibuktikan dengan sebuah penelitian DNA, dan selain itu kita semua tahu bahwa Tsar Nikolai II beserta keluarganya sudah dibantai habis oleh kaum komunis. Namun jika ia berkata bahwa ia masih keturunan Rusia, mungkin saja ia benar. Siapa tahu nenek moyangnya memang benar ada yang berasal dari Rusia.

Pada sebuah kebohongan ada pula unsur kesengajaan. Jika seseorang berkata bahwa ia merupakan seorang profesor padahal bukan, maka ia sengaja melakukannya untuk pamer. Hal ini merupakan sebuah kebohongan. Namun jika seorang anggota CIA berkata bahwa Osama bin Laden menurut data-datanya berada di Pakistan, padahal tidak, maka ini namanya kesalahan dan bukan kebohongan. Kecuali ia melakukannya dengan sengaja sebagai sebuah siasat, maka namanya adalah taktik disinformasi.

bohong.........bohong dan bohong..................

Kalau kita ditanya, pernahkah bohong??? Rata-rata atau mungkin semua responden yang menjawab, jawabannya adalah pernah, baik itu muda ataupun tua, mayoritas kita pernah melakukan suatu kebohongan, dan itu juga beragam, ada yang bohong besar atau bohong kecil, semua tergantung dari kondisi saat kita melakukan kebohongan tersebut. Begitu juga dengan efek dari kebohongan itu, ada yang berdampak luas, ada pula yang berdampak biasa-biasa saja. Sulit rasanya kalau kita hilangkan dari diri ini yang namanya kebohongan, karena memang hal yang satu ini diakui ataupun tidak sudah mendarah daging pada diri kita semua, yang dalam arti kata lain ini sudah menjadi perilaku kita sehari hari.

Sekarang, baiklah kita memang sudah menjadikan itu suatu sifat dasar dalam berpilaku sehari-hari saat berinteraksi dengan orang, Cuma yang mesti kita perhatikan disini serta jadikan pedoman, adalah bagaimana saat kita melakukan kebohongan tersebut adalah menjadi sebuah tindakan yang berdampak kebaikan, bukannya kebohongan yang bisa berdampak jelek atau kebohongan yang dipakai untuk berkamuflase ini dan itu, sehingga saat awal kita melangkah dengan kebohongan maka langkah berikutnya juga dengan kebohongan untuk menutupi kebohongan sebelumnya, dan ini begitu seterusnya

Coba kita lihat bersama, saat kebohongan dilakukan untuk kebaikan, maka itu sebenarnya suatu hal yang nantinya akan membawa suatu kebaikan, tapi saat kebohongan itu untuk dilakukan untuk menutupi sebuah kebobrokan, atau untuk berkamuflase, serta melakukan penipuan pada banyak orang, sehingga dampaknya menyebabkan orang lain dirugikan.Hal yang seperti ini lah yang harusnya kita hindarkan jauh-jauh dari diri kita, dan itu semua harus dengan kesadaran diri untuk tidak melakukannya.

Sama-sama kita latih diri kita untuk terhidar dari melakukan kebohongan yang itu berdampak buruk baik bagi diri kita dan umumnya bagi orang lain, karena inilah sebenarnya yang menjadi salah satu sebab rusaknya moral diri, semua salah satunya berawal dari kita yang sering melakukan kebohongan dan ini kemudian ditutupi dengan melakukan kebohongan yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar